Geram dengan Aksi KKB yang Melukai Martabat Kemanusiaan, Nakes: Sewajarnya Disebut Teroris dan Pemerkosa

- 19 September 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi Geram dengan Aksi KKB yang Melukai Martabat Kemanusiaan, Nakes: Sewajarnya Disebut Teroris dan Pemerkosa
Ilustrasi Geram dengan Aksi KKB yang Melukai Martabat Kemanusiaan, Nakes: Sewajarnya Disebut Teroris dan Pemerkosa /Foto: Istimewa

UTARA TIMES – Kabar kekejian dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua kembali menyita perhatian publik.

Hal itu juga disampaikan oleh seorang tenaga kesehatan yang merupakan vaksinator Covid-19 di Istana Presiden.

dr Andi Khomeini Takdir, seorang nakes, turut prihatin jika masih ada yang membela KKB Papua dengan mengatasnamakan HAM.

Baca Juga: Beri Hadiah Kepada Penggemar, TREASURE Rayakan Chuseok dengan Kompilasi Dance Challenge

Ia menegaskan bahwa kelompok KKB bukanlah pahlawan melainkan teroris dan pemerkosa.

“Pejuang kemerdekaan apa? Kok bisa-bisanya suster ditelanjangi dst? Gila. Itu mah teroris + rapist,” tulis dr Andi dilansir dari Twitter miliknya @dr_koko28.

dr Andi Khomeini mengatakan ia sempat beberapa kali berkunjung ke tempat-tempat di Papua maupun Papua Barat.

Ia menuturkan, sebenarnya kunjungan tersebut dilarang karena situasi tak cukup aman. Namun, ia dan para tenaga keseharan nekat dengan tetap berhati-hati.

“Sering ditemani bergantian oleh TNI, Polri, teman2 nakes, dan warga setempat. Periode 2014-2015 dan 2 pekan lebih di 2020,” ujar dr Andi Khomeini Takdir.

“Dilarang tapi nekad. Walhasil kawan2 itu kerja ekstra menghalau para penebar terror,” sambungnya.

Di samping itu, dr Andi juga geram jika ada yang mengatakan kelompok esktrem tersebut sebagai pejuang kebebasan.

“Fafifu wasweswos soal HAM tapi mendukung para perusak sekolah, puskesmas, pelaku kejahatan seksual kepada wanita,” tutur dr Andi.

“Wanita itu tenaga kesehatan dan tenaga kesehatannya pun datang dari Sulawesi Utara pula,” lanjutnya.

Sebelumnya, Gabriela Meilan, suster di Puskesmas Kiwirok saat bersama beberapa perawat lain dikabarkan diserang KKB.

“Mereka mulai menelanjangi suster dengan tidak membuka pakaiannya secara sopan, tetapi mereka menelanjanginya dengan barang tajam atau parang,” tutur seorang mantri di Puskesmas Kiwirok, Marselinus Ola Atanila yang kemudian menangis, dikutip dari Pikiran Rakyat.

“Langsung dipotong saja pakaian mereka. Mulai dibuka dari baju sampai celana dalam semuanya,” sambung Ola.

Dikatakan, usai menelanjangi ketiga perawat tersebut, KKB melakukan aksi kekerasan dan berujung dengan pembakaran yang berlangsung di Kabupaten Pegunungan Bintang. ***

Editor: Mutohirin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah