Begini Cerita Awal Mula Nur dkk Memutuskan untuk KKN di Desa Penari Hingga Detik-detik Kematian Bima dan Ayu

- 20 Mei 2022, 04:40 WIB
Begini Awal Mula Nur dkk Memutuskan untuk KKN di Desa Penari Hingga Detik-detik Kematian Bima dan Ayu, Simak Cerita Lengkapnya di Sini
Begini Awal Mula Nur dkk Memutuskan untuk KKN di Desa Penari Hingga Detik-detik Kematian Bima dan Ayu, Simak Cerita Lengkapnya di Sini /Twitter

“lapo Wid?” (kenapa Wid?)

“He?” “gak popo” ucap Widya saat itu.

“wes ndang adus, ben aku sak iki seng jogo, cepetan yo, wes peteng” (ayo mandi, biar aku yang jaga, cepat ya, sudah mau malam)

Awalnya Widya tampak ragu, ia seperti mau mengurungkan niatnya, tidak hanya itu, Widya seperti mau mengatakan sesuatu namun kemudian mengurungkanya, ia kemudian menutup pintu bilik.
ketika Nur, berjaga di luar, ia sayup-mendengar suara orang berkidung.

Penasaran, Nur mulai mencari sumber suara, dan berakhir pada gemah dari dalam Bilik. takut, hal buruk terjadi, Nur mencoba memanggil Widya, menyuruhnya agar ia segera menyelesaikanya, namun, Widya tidak menjawab teriakanya, suara kidung itu, terdengar semakin jelas. dari samping Bilik, ada semak belukar, Nur mencoba melempar batu darisana, namun, ia terperanjat saat tahu, dibelakang bilik ada sesaji, lengkap dengan bau kemenyan di bakar

Nur mencoba mengabaikanya, tetap berusaha memanggil sahabatnya, sampai, dari salah satu celah, ia melihat yang didalam bilik, bukan Widya, namun sosok cantik jelita, siapa lagi bila bukan, si penari yang Nur lihat di malam kedatanganya di desa ini.

Wanita cantik itu, membasuh badanya dengan anggun, sembari berkidung dengan suara yang membuat Nur tidak tahu harus berujar apa.dimana Widya. pikir Nur, ia tidak menemukan sahabatnya, tidak dimanapun ia mencoba melihat.

Sampai, sosok itu tersenyum seolah tahu, Nur melihatnya. lalu, ia bergerak menuju pintu, membukanya, dan saat itulah, Nur melihat Widya, keluar dengan wajah kebingungan,

Selama diperjalanan pulang, Widya mencoba mengajak bicara Nur, namun, Nur tidak merespon ucapan Widya, ia memikirkan apa yang barusaja ia lihat bukan hal kebetulan semata. seperti sebuah pesan,
pesan apa?

Widya dalam bahaya, atau, dirinya yang sedang dalam bahaya.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah