Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari

- 24 Mei 2022, 17:10 WIB
Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari
Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari /Tangkapan layar @kknmovie/

"Bima, kancamu kui, kate gawe rumah bibit, nang nduwor Tapak tilas, yo jelas ditentang, wong enggon iku keramat" (temanmu si Bima, dia mau buat rumah bibit, di jalan tapak tilas, tentu saja banyak yang gak terima, itu tempat di keramatkan) Nur masih belum mengerti maksud Anton.

"tapak tilas, nggon opo iku, kok sampe di larang, kan bagus proker'e gawe kemajuan desa iki" (Tapak tilas itu tempat apa, kok sampai di larang, kan bagus proker mereka untuk kemajuan desa ini) ucap Nur, "yo aku gak eroh, wong, di larang kok" (ya aku mana tau, pokoknya dilarang)

"nang ndi seh, nggon iku, kok aku gak eroh, awakmu isok ngeterno aku gak?" (dimana sih tempatnya, kok aku gak tau, kamu bisa antarkan aku kesana) ucap Nur penasaran "Lha matamu, gendeng'a wong pak Prabu ae mewanti ojok sampe melbu kunu, iku ngunu langsung alas"

(lha, matamu, gila aja, pak Prabu sendiri melarang masuk kesana, itu tempat langsung ke hutan belantara) namun, Nur masih penasaran, sehingga ia tetap bersikeras mau kesana, jadi ia bertanya pada Anton meski dengan mengatakan bahwa ia bertanya untuk menghindari tempat itu.

Anton, setuju. ia memberitahu ancer (letak) tempat itu berada, yang ternyata adalah lereng bukit dengan satu jalan setapak ke atas, di sampingnya, memang adalah perkebunan ubi tempat Bima dan Ayu melaksanakan proker, namun, sore itu, 2 anak itu tidak ada disana. entah kemana.

setelah selesai memberitahu, Anton mengajak Nur pergi dari sana, namun, Nur mengatakan, sore ini ada janji temu dengan pak Prabu, jadi jalan mereka akan berpisah disini. meski awalnya Anton curiga, namun akhirnya ia percaya dan pergi. setelah Anton pergi, Nur menatap tempat itu.

ia menatap lama, gapura kecil, sama seperti yang lain, ada sesajen disana, tidak hanya itu, gapura itu diikat dengan kain merah dan hitam, yang menandakan bahwa tempat itu sangat dilarang, namun, insting rasa penasarannya sudah tidak tertahankan lagi, seperti memanggil.

jalannya menanjak dengan sulur akar dan pohon besar di sana-sini, butuh perjuangan untuk naik, namun anehnya, jalan setapak ini seperti sengaja dibuat untuk satu orang, sehingga jalurnya mudah untuk ditelusuri, menyerupai lorong panjang dengan pemandangan alam terbuka.

Nur menyusuri tempat itu, langit sudah berwarna orange, menandakan hanya tinggal beberapa jam lagi, petang akan datang. meski tidak tahu apa yang Nur lakukan disini, namun perasaannya seolah terus menerus mendesaknya untuk melihat ujung jalan setapak ini, kemana ia membawanya.

angin berhembus kencang, dan tiap hembusanya, membawa Nur semakin jauh masuk ke dalam, ia tidak akan bisa keluar dari jalan setapak karena rimbunya semak belukar dengan duri tajam yang bisa menyayat kulit dan kakinya. namun, ia semakin curiga, semakin masuk, sesuatu ada disana.

Halaman:

Editor: Abdul Hamid

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x