Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari

- 24 Mei 2022, 17:10 WIB
Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari
Beginilah Cara Badarawuhi Menjebak Widya Lewat Kepolosan Bima dan Ayu dalam Cerita KKN di Desa Penari /Tangkapan layar @kknmovie/

tepat saat itu juga, Nur melihat dengan mata kepala sendiri, Widya melangkah masuk ke pawon (dapur) matanya tajam menatap Nur, kaget setengah mati, Nur bertanya pada Widya. "nyapo Wid awakmu nang kene?" (ngapain kamu wid, ada disini?) namun Widya hanya berujar "ojok di terusno"

(jangan diteruskan) Widya duduk di depan Nur, cara Widya berbicara sangat berbeda, mulai dari suara sampai logat cara menyampaikan pesannya, itu khas jawa sekali yang sampai Nur tidak begitu mengerti. yang Nur tangkap hanya kalimat "salah" "nyawa" "tumbal" itu pun tidak jelas

selain itu, setiap dia melihat Nur, ia seperti memberikan ekspresi sungkan, seperti anak muda yang memberi hormat kepada orang tua. kalimat terakhir yang Widya ucapkan sebelum kembali ke kamarnya adalah, "kamu bisa pulang dengan selamat, saya yang jamin" tapi dengan logat jawa.

Nur membereskan semuanya saat itu juga, ia mengembalikan tas Ayu pada tempatnya, sempat ia melihat Widya yang tengah tidur, ia mengurungkan niat untuk membangunkanya, esok, ia harus bertemu dengan Bima, Nur yang paling sadar, tempat ini sudah menolak mereka semua.

sejak insiden itu, Ayu menghindari Nur, terlebih Bima apalagi, meski begitu, tidak ada yang nampak bahwa mereka sedang memiliki urusan, Widya wahyu dan Anton pun, dibuat tidak sadar, bahwa ada permasalahan internal pada kelompok KKN mereka. Nur, bingung, tidak ada yang bisa untuk diajak berbagi, kecuali mbah Buyut, namun, ia tidak tahu dimana beliau tinggal, Nur juga sudah mencoba mengelilingi desa, tak ditemui sosok lelaki tua itu, sehingga akhirnya, Nur berinisiatif menyelesaikan ini sendiri, ia menemui Bima, sore itu, mengajaknya ke tepi sungai.

Baca Juga: Kenapa Widya Tiba-tiba Hilang saat Ayu Sedang Sekarat? Begini Cerita Nyata KKN di Desa Penari SimpleMan

"ceritakno sing gak isok mok ceritakne nang ngarep'e Ayu" (ceritakan yang gak bisa kamu ceritakan di depan Ayu) Bima tampak menimbang apakah dia harus bicara atau tidak sampai akhirnya ia menyerah dan mengatakanya. "aku khilaf Nur" kata Bima, "cah iki, pancet ae" (benar2 ya).

"gak, gak iku. aku pancen khilaf wes ngunu ambek ayu, tapi aku luweh khilaf, wes nyobak-nyobak melet Widya" (bukan, bukan itu, aku memang khilaf sudah melakukan itu sama Ayu, tapi aku lebih khilaf sudah mencoba membuat Widya suka sama aku) "maksude?" tanya Nur penasaran.

"nang nggon sing mok parani, iku onok sing jogo, arek wedok ayu, jeneng'e dawuh" (di tempat yang kamu datangi ada penjaganya, seorang perempuan cantik, namanya dawuh) "jin" tanya Ayu, "gak. menungso" (tidak. manusia) "mosok onok, iku ngunu jin," (mana ada, itu jin).

terjadi perdebatan sengit antara Nur dengan Bima, dengan bersikeras Bima mengatakan yang ia temui seorang perempuan warga desa ini. namun, Nur membantah, tidak ada yang tinggal disana, lagipula tempat itu dilarang sejak awal. namun, Bima terus menolak sampai tanpa sengaja menampar Nur, hingga terseok di tepi sungai, Nur pun menghujani Bima dengan batu, seakan-akan kepala Bima sudah tidak beres, sampai akhirnya Bima mengatakan, "arek iku, wes ngekek'i aku, Kawaturih kanggo Widya, jarene iku jimat ben aku ambek arek'e di persatuno"

Halaman:

Editor: Abdul Hamid

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x