Namun, bukan berarti proses pengerjaan tidaklah penting. Tapi, melalui niat yang tidak baik, maka pekerjaan bisa berlangsung tidak karuan dan destruktif sehingga tidak akan memuaskan hasil akhir.
Jika dipahami dengan tepat, niat yang sudah matang dan baik maka separuh keberhasilan pekerjaannya telah tergambar dengan benar.
Baca Juga: Diduga Menerima Suap Rp15 Miliar, KPK Tahan Ditjen Pajak Sebagai Tersangka
Hal ini berarti jika seseorang melakukan suatu pekerjaan apapun termasuk ibadah hanya untuk mendapatkan pamrih, efek sosial, dan dianggap keren maka secara tidak langsung ia telah mencicil kegagalannya sendiri sejak awal.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Anime seru di Bulan Ramadhan 2021
Gus Ulil menjelaskan bahwasanya jika engkau berniat melakukan sesuatu, maka sebaiknya kita menata agar kehendak kita berjalan seiring dengan kehendak Tuhan. Jika kita mampu menata niat demikian maka segala proses pengerjaan akan terasa mudah.
Dengan demikian, kita akan merasa tanpa beban walaupun telah bekerja keras karena tidak terpaku pada hasil akhir. Sebab kerapkali Tuhan mengajari kita lewat proses, bukan melalui hasil akhir.
Baca Juga: Dukungan UMKM Ekspor Batik Ke AS dan Kanada, LPEI: Tingkatkan Pertumbuhan Nasional
Sikap yang bisa diteladani adalah bahwa kita perlu membangun niat yang otomatis dalam mental dan rohani. Hal ini akan berdampak pada munculnya niat yang positif dalam suatu pekerjaan yang dilakukan karena telah menjadi sebuah kebiasaan yang mengakar dalam hati kita.***