Renungan Ramadhan Hari ke-23: Niat Menjadi Penentu Sebuah Perjalanan

- 5 Mei 2021, 08:06 WIB
Ilustrasi jalan*
Ilustrasi jalan* /Tangkapan layar Youtube.com/Zhiee Leely

UTARA TIMES - Bulan Ramadhan 2021 menjadi sebuah momentum untuk umat muslim mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui ibadah.

Banyak ibadah yang bisa dijalankan selama Ramadhan 2021 seperti puasa, tarawih, sahur, berbuka, zakat, itikaf dan lain sebagainya. Terlebih lagi bulan Ramadhan 2021 telah memasuki hari terakhir.

Setiap ibadah yang dijalankan tentunya akan bersumber dari sebuah niat atau permulaan yang diinginkan selama beribadah di bulan Ramadhan 2021.

Baca Juga: KPK Temukan Barang Bukti Kasus Suap Usai Geledah Rumah Wakil Ketua DPR RI

Syekh Ibnu Athaillah memandang sebuah niat sebagai sesuatu hal yang penting. Bahkan dalam kaidah fikih, niat orang yang beriman memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang dilakukan.

Maka dari itu, beliau menerangkan bahwa suatu permulaan akan menentukan sebuah akhir. Jadi, dengan niat yang baik maka suatu hasil juga akan menjadi baik, begitupun sebaliknya.

Baca Juga: Berikut 4 Program KSST Kerjasama Antara Colombo Plan dan Sekneg Indonesia

Dalam ibadah, niat seorang yang beriman akan menentukan suatu hasil pekerjaannya. Jika sedari awal seseorang sudah benar menata hati yaitu melakukan ibadah tanpa pamrih, melainkan hanya untuk Allah Swt semata, maka itu jadi pertanda bahwa ibadahnya berhasil.

Baca Juga: Doa Meminta Karunia Allah dalam Kesempitan pada Ramadhan 2021 Hari ke 22

Namun, bukan berarti proses pengerjaan tidaklah penting. Tapi, melalui niat yang tidak baik, maka pekerjaan bisa berlangsung tidak karuan dan destruktif sehingga tidak akan memuaskan hasil akhir.

Jika dipahami dengan tepat, niat yang sudah matang dan baik maka separuh keberhasilan pekerjaannya telah tergambar dengan benar.

Baca Juga: Diduga Menerima Suap Rp15 Miliar, KPK Tahan Ditjen Pajak Sebagai Tersangka

Hal ini berarti jika seseorang melakukan suatu pekerjaan apapun termasuk ibadah hanya untuk mendapatkan pamrih, efek sosial, dan dianggap keren maka secara tidak langsung ia telah mencicil kegagalannya sendiri sejak awal.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Anime seru di Bulan Ramadhan 2021

Gus Ulil menjelaskan bahwasanya jika engkau berniat melakukan sesuatu, maka sebaiknya kita menata agar kehendak kita berjalan seiring dengan kehendak Tuhan. Jika kita mampu menata niat demikian maka segala proses pengerjaan akan terasa mudah.

Dengan demikian, kita akan merasa tanpa beban walaupun telah bekerja keras karena tidak terpaku pada hasil akhir. Sebab kerapkali Tuhan mengajari kita lewat proses, bukan melalui hasil akhir.

Baca Juga: Dukungan UMKM Ekspor Batik Ke AS dan Kanada, LPEI: Tingkatkan Pertumbuhan Nasional

Sikap yang bisa diteladani adalah bahwa kita perlu membangun niat yang otomatis dalam mental dan rohani. Hal ini akan berdampak pada munculnya niat yang positif dalam suatu pekerjaan yang dilakukan karena telah menjadi sebuah kebiasaan yang mengakar dalam hati kita.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Buku Karya Gus Ulil “Menjadi Manusia Rohani”


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x