UTARA TIMES – Berikut 4 strategi agar anak lulus toilet training, dengan salah satunya sering mengajak anak ke toilet.
Saat anak sudah mulai masuk ke usia balita, orang tua sudah bisa mengajarkan toilet training agar ia tidak mengompol lagi di celana atau di tempat tidur.
Memang tak mudah mengajar kan konsep toilet training pada anak, terlebih pada anak yang belum bisa berbicara.
Berikut ada 4 strategi yang bisa para orang tua terapkan dalam proses toilet training dengan salah satunya sering mengajak anak ke toilet simak penjelasannya.
Baca Juga: Link Gratis Live Streaming Cadiz vs Girona di La Liga Spanyol, Sabtu 11 Februari 2023
Ajak ke toilet secara rutin
Salah satu strategi yang bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi risiko anak mengompol adalah dengan mengajaknya ke toilet secara rutin.
Ajak dan tawarkanlah anak ke toilet meski ia tidak memintanya, setidaknya sebanyak 2 hingga 3 kali pada siang hari dan satu kali sebelum tidur pada malam hari.
Jika dibiasakan, maka hal itu akan menjadi suatu rutinitas dan hal yang biasa bagi anak sehingga ia terlatih untuk buang air kecil sebelum tidur.
Baca Juga: Prediksi Skor Cadiz vs Girona di La Liga Spanyol: Tuntutan Besar Bagi Tim Tuan Rumah
Atur jadwal minum
Strategi kedua untuk mengurangi risiko mengompol pada anak adalah mengatur jadwal minumnya.
Jangan biarkan anak minum terlalu banyak saat dekat dengan waktu tidurnya, sebab hal itu biasanya yang membuat anak jadi mengompol di waktu tidur.
Membatasi asupan cairan sebelum ia tidur bisa membantu mengurangi aktivitas kandung kemih yang sering kali memicu anak mengompol di waktu tidur.
Sehingga disarankan untuk mengoptimalkan waktu minum setidaknya 1 jam sebelum ia tidur.
Beri apresiasi
Selain diberikan latihan dan diatur jadwal minumnya, jangan lupa untuk memberikan apresiasi pada anak saat ia berhasil untuk tidak mengompol.
Apresiasi yang diberikan orang tua akan membuat anak menjadi percaya diri dan merasa dirinya lebih berharga.
Kepercayaan dirinya tersebut secara tidak langsung membantu anak untuk lulus toilet training lebih cepat dan mengurangi kebiasaan mengompolnya.
Anak jadi tahu bahwa mengompol bukanlah kebiasaan yang baik sehingga tumbuhlah kesadarannya untuk menghindari perilaku atau kebiasaan mengompol tersebut.
Melatih kemampuan komunikasi anak
Selain tiga upaya di atas, kita juga perlu melatih anak agar bisa mengkomunikasikan saat ia ingin buang air kecil atau buang air besar.
Jika komunikasi anak masih terbatas, maka orang tua perlu mengajarkan bahasa sederhana atau isyarat tubuh tertentu sehingga anak bisa mengkomunikasikan ketika ia merasa kebelet.
Jangan pernah memarahi atau membentak anak jika ia tidak sengaja mengompol atau terlambat mengutarakan keinginannya.
Sebab hal itu akan membuat anak trauma dan takut memberitahukan saat ia ingin buang air kecil.
Itulah 4 strategi toilet training yang bisa para orang tua lakukan dengan salah satunya sering mengajak anak ke toilet.***