“Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan diri, peletakan senjata. Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," katanya kepada outlet berita Pravda Ukraina.
“Saya menulis: 'Daripada membuang-buang waktu pada delapan halaman surat, buka saja koridornya.'”
Walikota Mariupol Piotr Andryushchenko juga menolak tawaran itu, mengatakan dalam sebuah posting Facebook dia tidak perlu menunggu sampai pagi untuk menanggapi dan mengutuk Rusia, menurut kantor berita Interfax Ukraina.
Baca Juga: Menguak Misteri Tikungan 7 Mandaika menurut Primbon Jawa dan FengShui
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan pihak berwenang di Mariupol dapat menghadapi pengadilan militer jika mereka berpihak pada apa yang digambarkan sebagai “bandit”, lapor kantor berita Negara Rusia RIA Novosti.
Tawaran sebelumnya untuk mengizinkan penduduk mengevakuasi mariupol dan kota-kota Ukraina lainnya juga telah gagal atau hanya sebagian berhasil, dengan pemboman terus berlanjut ketika warga sipil berusaha melarikan diri.
Berbicara dalam pidato video Senin pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut berkomentar dengan mengatakan bahwa sekitar 400 warga sipil berlindung di sekolah seni di kota pelabuhan Laut Azov yang terkepung ketika diserang oleh bom Rusia.
Baca Juga: Kisah Hidup Sunan Gunung Jati, Tokoh Penyebaran Agama Islam Di Tanah Jawa