Sedangkan hiasb secara bahasa berarti ‘menghitung’. Metode hisab memang mengandalkan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk memastikan apakah hilal sudah wujud atau belum.
Dalam metode hisab tidak perlu melihat hilal secara langsung dengan mata, penentuan awal puasa cukup dengan perhitungan matematis dan astrnomis.
Bahkan dengan metode hisab ini, penetuan awal bulan di tahun tahun berikutnya sudah bisa ditentukan sejak sekarang.
Perbedaan antar ulama dalam memilih metode rukyat dan hisab sudah lama terjadi sejak era sahabat nabi dan tabiin.
Hal ini tercatat dalam buku Ibnu Rusyd (595H) pada karyanya Bidayat al Mujtahid wa Nihayat al Muqtashid.