Contohnya, sebut saja Homer seorang sastrawan kuno di Yunani pernah menulis tentang dewa didalam karyanya.
Para dewa itu digambarkan berinteraksi dengan penuh dengki, saling bersaing satu sama lain, saling menjatuhkan, serta berlaku kejam terhadap manusia.
Menurut Plato yang merupakan filsuf besar menganggap bahwa, sastrawan ini (Homer) tidak memiliki perhatian pada kebenaran tentang apa yang seharusnya dijalani oleh kehidupan manusia.
Baca Juga: Soal CPNS 2021 Kemendikbud Pastikan Buka Formasi untuk Guru
Plato menilai bahwa tatanan moral digambarkan tidak ideal pada masa itu, yaitu pada masa Yunani Kuno.
Para Filsud menganggap bahwa, para sastrawan sudah mengajari warga polis (kota) dengan moral yang tidak ideal. Dimana, tentang cerita para dewa yang saling berseteru sama lain dan menjatuhkan.
Dalam bukunya yang berjudul Republik, Plato menganggap bahwa itu kemudian akan ditiru oleh warga masyarakat dimana, secara moral bermasalah.
Baca Juga: Berikut Jadwal UTBK SBMPTN 2021 Segera Dibuka, Catat Penting! Agar Tak Ketinggalan Informasi
Pada masa itu, konsep fiksi belum dikenal dengan baik oleh masyarakat Yunani Kuno.
Orang mungkin tahu, bahwa ada cerita yang sifatnya bohongan. Tetapi cerita yang dikarang bukan untuk maksud kebohongan, bukan untuk maksud menipu orang.