Pandangan Filsuf Martin Suryajaya Terhadap Sastrawan di Masa Yunani Kuno, Berikut Ini Penjelasannya!

- 26 Februari 2021, 17:03 WIB
Martin Suryajaya menerangkan Sastrawan di Masa Yunani Kuno
Martin Suryajaya menerangkan Sastrawan di Masa Yunani Kuno /Tangkapan layar Youtube Martin Sanjaya/

UTARA TIMES - Melalui pemikiran serta tanggapan terhadap sejarah filsafat dan sastra, Martin Suryajaya menyampaikan bagaimana gambaran dunia filsafat dan sastra pada zaman Yunani kuno.

Dimana, pada masa Filsafat Yunani kuno. Ketika orang-orang seperti Plato yaitu seorang filsuf besar menyampaikan melalui bukunya yang berjudul Politeia (Republik). Dalam bukunya menyatakan pengusiran terhadap para sastrawan dari kota idealnya.

Menurut Plato, di tatanan politik idealnya tidak ada ruang bagi para sastrawan.

Baca Juga: ShopeePay Tebar Promo Lewat 3.3 Pesta Cashback ShopeePay

Baca Juga: Usai Dilantik Sebagai Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim: 'Mari Bersinergi, Insya Allah Lebih baik'

Dalam opininya sebagaimana dikutip Utara times dari unggahan Youtube Chanel pribadi Martin Suryajaya menyampaikan bahwa "hubungan antara sastra dan filsafat sebetulnya muncul bahkan sejak filsafat pertama kali dimulai".

Mengapa demikian, sebab para sastrawan itu baginya adalah ketika berbicara atau menghasilkan suatu cerita yang dasarnya bukanlah kebenaran, tetapi mengarah pada suatu cerita bohong.

Melalui pemikiran Martin, dirinya menjelaskan bahwa maksud dari hal itu tentunya cerita tentang para dewa pada tradisi Yunani Kuno.

Baca Juga: Fakta Unik Dibalik Sahnya Nina-Lucky Pimpin Indramayu, Sosok Bayi Di Karang Ampel ini Diberi Nama NICKY

Contohnya, sebut saja Homer seorang sastrawan kuno di Yunani pernah menulis tentang dewa didalam karyanya.

Para dewa itu digambarkan berinteraksi dengan penuh dengki, saling bersaing satu sama lain, saling menjatuhkan, serta berlaku kejam terhadap manusia.

Menurut Plato yang merupakan filsuf besar menganggap bahwa, sastrawan ini (Homer) tidak memiliki perhatian pada kebenaran tentang apa yang seharusnya dijalani oleh kehidupan manusia.

Baca Juga: Soal CPNS 2021 Kemendikbud Pastikan Buka Formasi untuk Guru

Plato menilai bahwa tatanan moral digambarkan tidak ideal pada masa itu, yaitu pada masa Yunani Kuno.

Para Filsud menganggap bahwa, para sastrawan sudah mengajari warga polis (kota) dengan moral yang tidak ideal. Dimana, tentang cerita para dewa yang saling berseteru sama lain dan menjatuhkan.

Dalam bukunya yang berjudul Republik, Plato menganggap bahwa itu kemudian akan ditiru oleh warga masyarakat dimana, secara moral bermasalah.

Baca Juga: Berikut Jadwal UTBK SBMPTN 2021 Segera Dibuka, Catat Penting! Agar Tak Ketinggalan Informasi

Pada masa itu, konsep fiksi belum dikenal dengan baik oleh masyarakat Yunani Kuno.

Orang mungkin tahu, bahwa ada cerita yang sifatnya bohongan. Tetapi cerita yang dikarang bukan untuk maksud kebohongan, bukan untuk maksud menipu orang.

Martin menganggap bahwa Masyarakat Yunani Kuno belum bisa memilah terlebih dahulu antara cerita yang bohong dan fiksi yang sebetulnya satu domain rekaan yang mandiri dari kenyataan.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021 Dibuka April, Ini Formasi Prioritas Yang Wajib Diketahui Sebelum Mendaftar

Oleh karena itu, Plato bisa saja mengkritik Homes karena telah memberikan citraan tentang para dewa yang bermasalah, atau korup secara moral.***

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x