Dari Sastawan Hingga Menjadi Pahlawan, Hanya Puisi yang Menjadi Senjata Pertempuran

- 10 November 2020, 06:49 WIB
Tugu Pahlawan di Surabaya
Tugu Pahlawan di Surabaya /batiqa.com

Yudiono (2010:107) menyatakan bahwa novel Salah Asuhan merupakan kritik atas para pemuda yang terpelajar pada zaman tersebut dan masih relevan hingga saat ini.

Kecenderungan masyarakat memandang bahwa Barat adalah pusat modernitas sehingga megesampingkan budaya negerinya sendiri. Melalui karya tersebut Abdul Moeis telah menampakan bentuk nasionalisme pada sikap dan pemikirannya.

Baca Juga: Secret Number Rilis Lagu Baru, Dita Karang Tuai Banyak Pujian

Amir Hamzah juga salah satu pahlawan nasional sekaligus penyair pada era Pujangga Baru yang ikut andil dalam perkembangan sastra Indonesia. Ia berasal dari keturuna bangsawan Langkat di Sumatra Timur dan merupakan mahasiswa Fakultas Hukum yang aktif dalam urusan gerakan kebangsaan.

Namun sangat disayangkan ia meninggal diculik dan dibunuh beserta dengan sejumlah keluarga kesultanan Langkat lainnya ketika terjadinya revolusi sosial pada tahun 1946 (Rosidi, 2013:50).

Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan, Warga Surabaya Diajak Miliki Karakter Kepahlawanan

Para pahlawan ini memiliki jiwa ksatria baik dalam bentuk pemikiran ataupun tindakan. Karya sastra dengan medium bahasanya yang estetik ikut mewarnai perjuangan para pahlawan yang juga sekaligus penyair dalam menuangkan gagasannya.***

 

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x