Namun, masalah tidak hanya berhenti di Bima saja, melainkan sahabatnya Widya.
Setelah maghrib, Nur pergi ke dapur untuk minum, saat, ia melihat Widya-menatapnya.
Wajahnya kaget dan bingung melihat Nur, “lapo Wid?” tanya Nur yang juga kaget dan bingung.
Mata mereka saling bertemu, namun, hanya untuk saling mengamati satu sama lain.
Ketika Nur mendekati Widya, tiba-tiba Widya berlari ke kamar, lalu kembali menemui Nur, matanya tampak seperti barusaja melihat setan.
“onok opo toh asline?” (ada apa sih sebenarnya?) tanya Nur.
Nur melihat tangan Widya sampai gemetaran,
Nur tidak tahu, kenapa Widya menjadi seperti ini, sampai pertanyaan Ayu, membuat Nur terhenyak dan menyadari anak-anak semua berkumpul disana.
“ramene, onok opo toh” (ramai sekali, ada apa sih) tanya Ayu.
“gak eroh, cah iki, di jak ngomong ket mau, meneng tok” (tidak tahu, anak ini, di ajak ngomong diam saja daritadi)
“lapo Wid?” (kenapa Wid?) tanya Wahyu yang mendekati.
“tanganmu kok sampe gemetaran ngene, onok opo seh asline?” (tanganmu kok sampai gemetar begini, ada apa?)