Widya dan Wahyu Sempat Makan Kepala Monyet Saat Hendak Kembali ke KKN di Desa Penari, Mengapa Bisa?

- 22 Mei 2022, 12:02 WIB
Widya dan Wahyu Sempat Makan Kepala Monyet Saat Hendak Kembali ke KKN di Desa Penari, Mengapa Bisa? Berikut Cerita Lengkapnya!
Widya dan Wahyu Sempat Makan Kepala Monyet Saat Hendak Kembali ke KKN di Desa Penari, Mengapa Bisa? Berikut Cerita Lengkapnya! /@kknmovie

“Aku ra eroh nek onok kampung nang kene?” (aku tidak tau ada kampung disini?)

Widya hanya diam saja, matanya fokus pada panggung, di depan penabuh gamelan masih ada ruang, acara apa yang akan mereka adakan dengan ruang seluas itu. Rupanya, pertanyaan Widya segera terjawab, dari jauh, tiba-tiba tercium aroma melati. aroma yang familiar bagi Widya.

Diikuti serombongan orang, dihadapanya ada seorang penari, ia di tuntun naik ke atas panggung, kemudian, semua orang memandang pada satu titik, tempat penari mulai berlenggak lenggok di atas panggung, semua mata, seperti terhipnotis melihatnya

“Ayu’ne curr!!”(cantik sekali anj*ng!!) kata Wahyu

Bingung, apakah hanya perasaan saja, mata si penari beberapa kali mencuri pandang pada Widya, ia seperti mengenal penari itu, tapi, tidak ada yang tau siapa si penari, sampai si bapak tua kembali, menawarkan makanan pada mereka

Wahyu yang mungkin lapar, melahap habis mulai dari lemper sampai apem di hadapanya, sembari bercakap-cakap sama si bapak tua, namun Widya lebih suka melihat si penari, ia mampu membuat semua orang tertuju melihatnya, menatapnya dengan tatapan yang menghipnotis.

Setelah si penari turun dari panggung, si bapak mengatakan, motor mereka sudah selesai, bisa di naikin lagi, benar saja.

Motor mereka sudah bisa di pakai lagi, sebelum pergi, Wahyu dan Widya berpamitan, mereka berterimakasih sudah mau menolong mereka yang kesusahan,

Si bapak mengangguk, mengatakan mereka harus hati-hati, tidak lupa si bapak memberi bingkisan, menunjukkan isinya pada Wahyu dan Widya, itu adalah jajanan yang di hidangkan tadi, membungkusnya dengan koran, Widya menerimanya, mengucap terimakasih lagi, lalu lanjut pergi.

Tidak ada yang seheboh Wahyu, yang terus berbicara tentang cantiknya paras si penari, kisaran usianya mungkin lebih tua dari mereka, namun, cara dia berdandan, bisa menutupi usianya sehingga dari jauh, kecantikanya terlihat begitu sulit di gambarkan.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah