Ditengah Pandemi, Indonesia Dinilai Berpeluang Lakukan Akselerasi Ekspor Produk Dan Jasa Halal

17 November 2020, 19:51 WIB
Tangkapan layar peluncuran The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2020/2021 /ANTARA/HO

UTARA TIMES - Dampak dari pandemi COVID-19 salah satunya sehingga mengakibatkan penurunan pada sektor industri halal global, Indonesia dinilai berpeluang melakukan akselerasi ekspor produk dan jasa halal ke pasar internasional.

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar menyatakan di tengah pandemi, tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata, ungkapnya Selasa 17 November 2020 seperti dilansir dari ANTARA.

Tapi, ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil, sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.

Baca Juga: Segera Cek Rekening, Kemnaker Kembali Cairkan BLT BPJS Ketegakerjaan tahap 3

Baca Juga: Guru Non PNS, Penjaga Sekolah Di Jabar Akan Dapat Rumah Bersubsidi

"Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja, untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go ekspor," katanya saat peluncuran secara virtual The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2020/2021 yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global.

Lebih lanjut Sapta mengatakan pandemi COVID-19 telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi Islami, yang antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan.

"Ekonomi Islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk Muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis Islami yang mempengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional yang ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal," katanya.

Baca Juga: Presiden; yang Utama Adalah Keselamatan Rakyat.

Beberapa strategi ekonomi Islami nasional Indonesia yang paling menonjol adalah Undang Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH), ungkapnya, selain itu, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia.

"Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada tahun 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia," kata Sapta yang juga mantan Wakil Menteri Pariwisata itu.

Setiap tahun, Dinar Standrard mengeluarkan The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global.

Baca Juga: Polri Copot 2 Kapolda Karena Langgar Protokol Kesehatan diwilayahnya

Peluncuran SGIER tahun ini dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta secara hibrid, online, dan pertemuan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan COVID-19, pada Selasa siang hari ini.

Sementara itu, Wapres KH Ma'ruf Amin yang hadir dalam peluncuran virtual itu menyatakan dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya. Bahkan masa pandemi COVID-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal.

"Indonesia akan menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024," kata Wapres.

Baca Juga: Kini AGM Luncurkan Situs Web Commerce

Pada kesempatan itu, juga dihadirkan laporan Best Practice Indonesia dalam pengembangan sektor-sektor potensial perekonomian Islam seperti sektor keuangan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yang merupakan sektor yang dapat menjadi penggerak perekonomian Islam Indonesia yang siap tampil di panggung internasional.***

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler