Menurut BEM KM Unnes, minimnya kemunculan Ma’ruf Amin di hadapan publik terkesan menihilkan eksistensi dirinya dalam menjawab persoalan publik, karena tidak ada jawaban yang lugas, gamblang dan jelas dalam menanggapi problem multidimensional bangsa dan negara, khusunya di masa pandemi.
Baca Juga: Jokes Bapak-Bapak Ala Teuku Wisnu yang Cukup Mengocok Perut
Di samping itu, menurut keterangan yang tertulis, pihak BEM KM Unnes menyinggunga Ma’ruf Amin hanya beberapa kali memberikan tanggapan di muka publik dan terkesan hanya hadir untuk melegitimasi pada setiap kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah.
“Anehnya, dalam beberapa kali memberikan tanggapan di muka publik, ia justru hanya terkesan sebagai legitimator kebijakan pemerintah dengan argumentasi dan klaim yang amat bias agama dan identitas, yakin agama Islam. Hal ini tampak pada statement politiknya rentang halalnya BPJS dan hukum Fardlu Kifayyah melaksanakan vaksinasi Covid-19,” ungkap pihak BEM di keterangan foto.
The Queen of Ghosting
Baca Juga: Saat PPKM, WHO Malah Rekomendasikan Obat Covid-19
BEM KM Unnes memberi kritikan dengan julukan ‘The Queen of Ghosting’ kepada Ketua DRPR Puan Maharani.
Dilihat pada laman Instagram BEM KM Unnes, julukan tersebut hadir berdasarkan kritikan pihak BEM terkait kontroversi kebijakan DPR.
“Kritik terhadap Puan Maharani dilakukan berdasarkan pandangan bahwa ia merupakan simbol DPR RI,” tulis pihak BEM.
Baca Juga: Apa Gunanya PPKM Darurat? Beriktut Alat Deteksi Covid-19 Hanya dengan Berkumur