Tidak hanya itu, dampak penumpukan pasien di rumah sakit COVID-19 umumnya dapat menjadi lebih serius.
Pasalnya bukan tidak mungkin penderita COVID-19 harus menggunakan IGD untuk pasien noncovid.
Alhasil perawatan untuk pasien noncovid secara langsung menjadi terbengkalai.
Dalam hal ini, dr. Tirta juga mencontohkan kasus yang pernah dia temukan.
Baca Juga: Alasan di Balik Eksisnya Rumah Sakit COVID-19, Simak Penjelasan dr. Tirta
“Terutama pasien-pasien yang konsul telemedicine ke aku. Kemarin ada kasus dia TBC, harus kontrol karena udah TBC kelenjar,” kata dr. Tirta.
Pada akhirnya pasien noncovid tidak mendapat perawatan secara optimal. Apalagi mayoritas dokter di Indonesia juga melakukan telemedicine untuk memperkecil risiko penularan.
Pasalnya dalam praktiknya pasien cenderung lebih rentan terhadap COVID-19 daripada dokter itu sendiri.
Kemudian berdasarkan penjelasan dr. Tirta dapat disimpulkan bahwa dampak penumpukan pasien COVID-19 akan merugikan banyak pihak.***