Novel 'Damar Kembang' Karya Muna Masyari, Leila S. Chudori: Ritual Perkawinan Dalam Konteks Kultur Sosial!

1 Maret 2021, 21:25 WIB
Novel Damar Kembang karya Muna Masyasari /Twitter Coming Home Podcast/

UTARA TIMES - Novel pertama Muna Masyasari yang berjudul Damar kembang kali ini menarik perhatian Leila S. Chudori untuk dibahas melalui podcastnya yang sering disebut dengan Coming Home With Leila S. Chudori.

Dimana, Muna Masyari merupakan salah satu penulis yang cukup dikenal bagi kalangan sastrawan.

Selain itu, sosok Muna Masyari juga pernah memenangkan kepenulisan sastra. Dalam kepenulisannya, beliau sering menggunakan latar belakang budaya Madura.

Baca Juga: Astaghfirullah, 10 Golongan Manusia yang Di Usir dari Padang Mahsyar, Semoga Bukan Kita Diantaranya

Baca Juga: Resmi Dibebaskan Dari Status Tersangka Kasus Narkoba. Millen Cyrus: Jauhkan Hiburan Malam, Jauhi Narkoba

Laila S. Chudori menjelaskan bahwa, sosok Muna ini baru pertama kali membuat novel. Sebab beliau seringkali membuat kumpulan cerpen dan diterbitkan di media cetak koran.

Hal tersebut tentunya yang membuat Laila S. Chudori untuk tertarik dibahas melalui podcastnya.

Sebagaimana dikutip Utara times dari Podcast Laila S. Cudori yang diunggah pada tanggal 23 Februari 2021 lalu. Beliau membuka podcastnya dengan sesi tanya jawab bersama Atnike Sigro selaku pekerja di jurnal perempuan untuk membahas novel Damar Kembang karya Muna Masyari tersebut.

Baca Juga: Wabub Indramayu Berstatus Duda, Lucky; Saya Butuh Pendamping

Dari karya novel Muna Masyari, Laila sendiri melihat bahwa novel tersebut mengandung kultur sosial khusunya Madura.

Novel Damar Kembang ini, dilihat Laila ada cerita perkawinan muda di usia yang masih sangat belia yaitu 14 tahun.

Fenomena yang disajikan dalam novel tersebut seringkali terjadi dan banyak di suatu tempat maupun daerah.

Baca Juga: Endemik Akan Gantikan Covid-19, Survei; Hilang di Satu Tempat Namun Muncul di Wilayah Lain

Melihat gambaran yang terdapat dalam novel Damar Kembang, membuat Leila menanyakan kesan pertama kepada Atnike ketika membaca novel karya Muna Masyari.

Atnike mengungkapkan bahwa, novel Damar Kembang membahas tokoh-tokoh perempuan dalam konteks sosial khususnya Madura.

Dimana dalam ceritanya ada keterlibatan atau mengalami sebuah perkawinan anak, kekerasan dalam rumah tangga, serta kekerasan seksual yang digambarkan oleh penulis yaitu Muna Masyari. Selain itu, Atnike menemukan ada unsur patriarki yang bekerja di dalam konteks masyarakat Madura di dalam novel tersebut.

Baca Juga: Resep Sambal Dabu-dabu Manado Super Mudah dan Lezat, Cocok Buat Cocolan Ikan Bakar atau Ikan Goreng

Meskipun itu hanya sebuah fiksi belaka, akan tetapi Atnike menganggap bahwa praktik-praktik budaya patriarki mungkin saja bisa terjadi atau bahkan bisa ditemui.

“Memang kalau kita bicara tentang kultur masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Praktik perkawinan anak, kekerasan seksual, KDRT ini tidak hanya ditemukan di kultur Madura saja,” ungkap Atnike.

Baca Juga: Istri Emil Salim Meninggal Dunia, Sri Mulayani Berduka Atas Kesedihan Guru Besarnya

Disisi lain, dari novel Damar Kambang memang menarik untuk dikulik. Mengingat masih banyak hal-hal yang ditemukan secara nyata melalui isi cerita dari novel karya Muna Masyari tersebut.***

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: Coming Home Podcast

Tags

Terkini

Terpopuler